TAFSIR AYAT TENTANG TUJUAN
DAN SUBJEK PENDIDIKAN
I. Teks Ayat 1
Surat al-Baqarah ayat 129,201 dan surat An-Nahl ayat
43-44
$uZ/u ô]yèö/$#ur öNÎgÏù Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Gt öNÍkön=tæ y7ÏG»t#uä ÞOßgßJÏk=yèãur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur öNÍkÏj.tãur 4 y7¨RÎ) |MRr& âÍyèø9$# ÞOÅ3ysø9$# ÇÊËÒÈ
Oßg÷YÏBur `¨B ãAqà)t !$oY/u $oYÏ?#uä Îû $u÷R9$# ZpuZ|¡ym Îûur ÍotÅzFy$# ZpuZ|¡ym $oYÏ%ur z>#xtã Í$¨Z9$# ÇËÉÊÈ
!$tBur $uZù=yör& ÆÏB y7Î=ö6s% wÎ) Zw%y`Í ûÓÇrqR öNÍkös9Î) 4 (#þqè=t«ó¡sù @÷dr& Ìø.Ïe%!$# bÎ) óOçGYä. w tbqçHs>÷ès? ÇÍÌÈ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ Ìç/9$#ur 3 !$uZø9tRr&ur y7øs9Î) tò2Ïe%!$# tûÎiüt7çFÏ9 Ĩ$¨Z=Ï9 $tB tAÌhçR öNÍkös9Î) öNßg¯=yès9ur crã©3xÿtGt ÇÍÍÈ
II. Makna
Mufradat
$uZ/u : Tuhan kami
]yèö/$#ur : utuslah
OßgßJÏk=yèãur : dan membacakan kepada mereka
NÍkÏj.tã : menyucikan mereka
Oßg÷YÏB : diantara mereka
puZ|¡ym : kebaikan
>#xtã : siksa
7Î=ö6s% :
sebelum kamu
ø.Ïe%!$# :
yang mempunyai pengetahuan
M»uZÉit7ø9$$Î/ :
keterangan
crã©3xÿtGt : mereka
memikirkan
III.
Terjemahan Ayat
“Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”. (129).
“Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami,
berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami
dari siksa neraka”. (201)
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui”. (43)
“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami
turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”.(44)
IV.
Asbabun Nuzul
Sebab turun surat Al-Baqarah ayat 201 adalah kebiasaan bangsa Arab pada
masa jahiliyah, sesudah selesai menjalankan haji, mereka berkumpul dan
menyombongkan diri dengan menceritakan kehebatan nenek moyangnya. Misalnya,
mengatakan nenek moyangnya memberi makanan dan menanggung beban-beban utang dan
diyat jamaah haji. Karena itu Allah menurunkan ayat ini.
V.
Tafsir al-Ayat
$uZ/u ô]yèö/$#ur öNÎgÏù Zwqßu öNåk÷]ÏiB
“Ya Tuhan Kami,
utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka”
Ibrahim dan Ismail memohon agar
Allah mengutus seorang Rasul dari keturunan Ismail yang berserah diri kepada
Allah, dan Allah mengabulkan permohonan ini. Dia telah mengutus seorang Rasul
keturunan Ismail, yaitu khatmil anbiya (penutup nabi), Nabi Muhammad s.a.w.
untuk seluruh umat manusia.
Ada riwayat yang menyatakan,
Ibrahimlah yang pertama kali memperkenalkan nama Muhammad. Setelah itu, nama
Muhammad terus disebut-seebut dari zaman ke zaman, sehingga Isa datang
menegaskan bahwa Nabi yang dimaksud itu segera datang.
(#qè=÷Gt öNÍkön=tæ y7ÏG»t#uä
“yang akan membacakan kepada mereka
ayat-ayat Engkau,”
Yang menyeru manusia untuk mengimani ayat-ayat yang mengandung
penjelasan tentang tanda-tanda keesaan dan kebesaran Engkau yang terdapat dalam
alam yang luas ini, yang Engkau turunkan kepadanya. Juga mengimani ayat-ayat
yang menunjukkan kemungkinan segenap makhluk manusia akan dibangkitkan sekali
lagi pada hari akhir kelak untuk menerima pembalasan atas amal perbuatan yang
mereka lakukan selama hidup di dunia. Kesemua ini menjadi penjelasan bagi semua
orang yang diberi bimbingan dan petunjuk oleh Allah menuju kebajikan dan
kebahagiaan.[1]
OßgßJÏk=yèãur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur
“dan
mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah)”.
Rasul mengajarkan
kepada manusia tentang al-Qur’an dan rahasia-rahasia serta maksud syariat
dengan perilaku dan pekertinya, baik dengan ucapan maupun perbuatan untuk
menjadi panutan dan teladan begi semua mukmin.
öNÍkÏj.tãur
“serta
mensucikan mereka”.
Menyucikan jiwa-jiwa manusia dari perilaku syirik dari berbagai
kemaksiatan serta mengadakan aturan-aturan bagi masyarakat. Selain itu juga
untuk membiasakan mereka melaksanakan amalan kebajikan yang akan menumbuhkan
kemampuan sekaligus mendatangkan keridhaan Ilahi.
y7¨RÎ) |MRr& âÍyèø9$# ÞOÅ3ysø9$#
“Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”.
Engkaulah Tuhan
yang Maha Perkasa, Maha Kuat, tidak terkalahkan, dan Engkaulah Tuhan yang Maha
Bijaksana dalam segala perbuatan terhadap hamba-hamba-Mu. Engkau tidak
mengerjaka sesuatu yang belawanan dengan hikmah dan kemaslahatan.
Nabi Ibrahim
menutup doanya dengan memuji Tuhan dan menyebut sifat-sifat-Nya yang
bersesuaian dengan isi doanya. Ibrahim mensifati Tuhan dengan Mha Perkasa, yang
kehendak-Nya tidak bias ditolak oleh siapapun, dan Maha Bijaksana, yang
melaksanakan sesuatu dengan penuh kebijaksanaan, yang tidak seorang pun mampu
membantah hukum-Nya.
Mudah bagi Tuhan
untuk memperkenankan doa Ibrahim itu. Maka, lahirlah di tengah-tengah
masyarakat Arab yang bertabiat kasar itu suatu umat yang dikemudian hari
menguasai dunia dan melahirkan orang-orang caliber dunia yaitu umat Islam.[2]
Oßg÷YÏBur `¨B ãAqà)t !$oY/u $oYÏ?#uä Îû $u÷R9$# ZpuZ|¡ym Îûur ÍotÅzFy$# ZpuZ|¡ym
“Dan
di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat”.
Diantara umat
Islam ada yang berkata : “Ya Tuhan, berilah kami hidup jaya bahagia di dunia
dan hidup senang sentosa di akhirat kelak.” Menuntut hidup jaya di dunia adalah
dengan berusaha yang memungkinkan memperoleh manfaat dengan cara-cara yang
dituntut agama.
Adapun mencari
kesentosaan hidup diakhirat kelak dengan jalan iman yang khalis (penuh
keikhlasan), amal shaleh, serta berbudi luhur.
$oYÏ%ur z>#xtã Í$¨Z9$#
“dan peliharalah Kami dari siksa neraka”.
Peliharalah kami dari segala nafsu yang merusak, dan dari segala
dosa yang mendorong kami ke neraka.
Ayat ini member
pengertian bahwa terlalu berlebih-lebihan dalam ibadat adalah tercela dan keluar
dari keluar dari fitrah manusia. Allah telah mencegah ahlul kitab berbuat
seperti itu, dan mencela mereka yang berbuat demikian. Rasulullah pun melarang
praktek hidup semacam itu.
Doa itu paling banyak diucapkan Nabi Muhammad. Sahabat Anas,
apabila ingin berdoa, selalu membacakan doa ini. (H.R. Muslim).[3]
$tBur $uZù=yör& ÆÏB y7Î=ö6s% wÎ) Zw%y`Í ûÓÇrqR öNÍkös9Î) 4
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka;”
Maksud di ayat ini bukannya para Malaikat, tetapi seorang Nabi.[4]
(#þqè=t«ó¡sù @÷dr& Ìø.Ïe%!$# bÎ) óOçGYä. w tbqçHs>÷ès?
“Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.
Bertanyalah kepada para ahli kitab yang telah lalu, orang Yahudi
ataupun Nasrani. Apakah rasul-rasul yang di utus kepada mereka itu ataukah
malaikat. Jika malaikat, wajarlah kamu mengingkari Muhammad. Jika utusan itu
manusia, janganlah kamu mengingkari Muhammad karena dia seorang manusia.
M»uZÉit7ø9$$Î/ Ìç/9$#ur
“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab.”
Kami tidak
mengutus para Rasul, melainkan disertai oleh berbagai hujjah dan dalil yang
menunjuk kepada kebenaran kenabian mereka. Disamping itu juga disertai oleh
kitab suci yang mengandung syariat yang
harus mereka sampaikan kepada kaumnya.
3 !$uZø9tRr&ur y7øs9Î) tò2Ïe%!$# tûÎiüt7çFÏ9 Ĩ$¨Z=Ï9 $tB tAÌhçR öNÍkös9Î)
“dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka”.
Kami Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu, hai Muhammad, untuk
menjadi peringatan dan pelajaran bagi manusia. Dengan Al-Qur’an itu supaya kamu
menjelaskan kepada umatmu tentang masalah hukum, syariat, dan keadaan umat yang
telah lalu yang dimusnahkan dengan berbagai macam azab. Selain itu, supaya kamu
menjelaskan hukum-hukum yang musykil bagi mereka dan menjelaskan keterangan
yang singkat. Itulah yang diturunkan kepada mereka.
öNßg¯=yès9ur crã©3xÿtGt
“dan supaya mereka memikirkan”.
Mudah-mudahan mereka memikirkan apa yang telah diturunkan kepadanya
dan mengambil petunjuk.[5]
VI.
Munasabah al-Ayat bil Ayat
Surat Al-Baqarah ayat 129 korelasi dengan surat Al –Hadid ayat 25
dan surat Al-Baqarah ayat 151 tentang tujuan dan subjek pendidikan.
ôs)s9 $uZù=yör& $oYn=ßâ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ $uZø9tRr&ur ÞOßgyètB |=»tGÅ3ø9$# c#uÏJø9$#ur tPqà)uÏ9 â¨$¨Y9$# ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( $uZø9tRr&ur yÏptø:$# ÏmÏù Ó¨ù't/ ÓÏx© ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 zNn=÷èuÏ9ur ª!$# `tB ¼çnçÝÇZt ¼ã&s#ßâur Í=øtóø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# ;Èqs% ÖÌtã ÇËÎÈ
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan
besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui
siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak
dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa”. (Q.S. Al-Hadid :25).
!$yJx. $uZù=yör& öNà6Ïù Zwqßu öNà6ZÏiB (#qè=÷Gt öNä3øn=tæ $oYÏG»t#uä öNà6Ïj.tãur ãNà6ßJÏk=yèãur |=»tGÅ3ø9$# spyJò6Ïtø:$#ur Nä3ßJÏk=yèãur $¨B öNs9 (#qçRqä3s? tbqßJn=÷ès? ÇÊÎÊÈ
“Sebagaimana
(kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu
Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada
kamu apa yang belum kamu ketahui”. (Q.S.
Al-Baqarah :151).
Surat An-Nahl ayat 43 korelasi dengan surat al-Anbiya ayat 25.
!$tBur $uZù=yör& `ÏB Î=ö6s% `ÏB @Aqߧ wÎ) ûÓÇrqçR Ïmøs9Î) ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) HwÎ) O$tRr& Èbrßç7ôã$$sù ÇËÎÈ
“Dan
Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka
sembahlah olehmu sekalian akan aku". (Q.S.
Al-Anbiya:25)
VII.
Munasabah al-Ayat bil al-Hadist
Surat Al-Baqarah ayat 129 korelasi dengan hadist dari Ahmad ibn
Hambal bahwa Nabi pernah bersabda:
Ahmad
ibnu Hanbal memberitahukan, bahwwa Nabi pernah bersabda:
انا دعوة ابراهيم وبشرى عيسى
“Aku ini adalah Nabi yang dimohonkan Ibrahim,
dan kabar gembira yang disampaikan Isa ibn Maryam”.
Surat Al-Baqarah ayat 129 korelasi
dengan hadist Bukhari,
لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على
الحق لا يضرهم من خذ لهم ولا من خالفهم حتى يأتي أمر الله وهم كذلك (رواه البخارى)
“Segolongan umatku akan senantiasa membela
kebenaran mereka tidak dapat diganggu oleh orang-orang yang mengecewakan dan
menentang mereka hingga datang keputusan Allah, sementara mereka tetap membela
kebenaran. (H.R Bukhari).[6]
VIII.
Hikmah Tasyri’
Ø Tujuan dari pendidikan yang di berikan Rasulullah adalah
mengajarkan kepada manusia tentang al-Qur’an dan rahasia-rahasia serta maksud
syariat dengan perilaku dan pekertinya, baik dengan ucapan maupun perbuatan
untuk menjadi panutan dan teladan begi semua mukmin.
Ø Selain itu juga dianjurkan untuk menyucikan jiwa-jiwa manusia dari
perilaku syirik dari berbagai kemaksiatan serta mengadakan aturan-aturan bagi
masyarakat. Selain itu juga untuk membiasakan mereka melaksanakan amalan
kebajikan yang akan menumbuhkan kemampuan sekaligus mendatangkan keridhaan
Ilahi.
Ø Dan berdoalah kepada Allah supaya diberikan keibaikan di dunia dan
di akhirat, doanya yaitu ; "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat”.
Ø Rasulullah di utus kebumi dengan membawa kitabnya masing-masing
yang berisi hukum di dalamnya untu mengajari umat manusia kejalan yang benar.
Ø Dan ketika kita belajar, ada yang kita tidak mengerti, maka
tanyalah kepada ahlinya yang lebih mengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Imam
Jalaluddin Al-Mahalli, Terjemahan Tafsir Jalalain, jilid 2, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003.
Muhammad
Nasib A-Rifa’i, Taisiru al-Aliyayl Qdir li Ikhtishari Tafsir Ibn Katsir,
jilid 1, Jakarta: Gema Insani, 1989.
Teungku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quranul Majid An-Nuur, jilid 1,
Semarang: Pustaka Rizki Putra,2000.
Teungku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quranul Majid An-Nuur, jilid
3,Semarang: Pustaka Rizki Putra,2000.
[1]
Teungku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quranul Majid An-Nuur, jilid
1,(Semarang: Pustaka Rizki Putra,2000), hal 206-208.
[2] Teungku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quranul Majid……, hal 207-208.
[3] Teungku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quranul Majid…., hal 209-210.
[4]
Imam
Jalaluddin Al-Mahalli, Terjemahan Tafsir Jalalain, jilid 2, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003),
hal 1084.
[5] Teungku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quranul Majid An-Nuur, jilid
3,(Semarang: Pustaka Rizki Putra,2000), hal 2234-2235.
[6] Muhammad Nasib
A-Rifa’I, Taisiru al-Aliyayl Qdir li Ikhtishari Tafsir Ibn Katsir, jilid
1, (Jakarta: Gema Insani, 1989), hal 231-232.